Kontribusi Jateng untuk Persatuan Indonesia
Oleh : Nafis Satur Rohmah
Oleh : Nafis Satur Rohmah
Persatuan dan kesatuan adalah pondasi penting bagi suatu bangsa. Bangsa kita Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, ras dan adat istiadat yang berbeda-beda. Hal ini menjadi suatu yang perlu diperhatikan terlebih dalam kondisi hangat mendekati pemilihan umum (pemilu). Kendati tak selalu terjadi kericuhan namun pemerintah perlu waspada dan bertindak guna menjaga perdamaian dan kestabilan emosional rakyatnya.
Akhir tahun 2018 menjadi masa-masa rawan tersebut sebab pada tahun 2019 akan diadakan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif di Indonesia. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengambil langkah asyik sebagai antisipasi problema yang dikhawatirkan itu.
Pada Senin (30/9/2018) pemerintah Jawa Tengah menggelar acara yang tak biasa. Acara tersebut mengusung tema “Tumpengan Merah Putih”. Tema tersebut diwujudkan dengan penyajian nasi tumpeng sebanyak tiga puluh bakul yang dipersembahkan untuk warga masyarakat Jawa Tengah yang dinikmati bersama-sama sebagai pewujudan kebersamaan serta kerukunan masyarakat jawa Tengah. Tak hanya itu, semenjak acara belum dimulaipun sudah digelar 15 angringan atau kucingan gratis untuk para hadirin.
Masyarakat Jawa Tengah menyambut gembira atas acara ini. Berbagai kalangan hadir turut meramaikan. Mereka menantikan kehadiran para idolanya yang datang sebagai tamu undangan termasuk pula Ganjar Pranowo yang disukai warga karena kecerdasan dan ketampanannya. Dalam awal kehadirannya Gubernur Ganjar membuat ramai para hadirin muda mudi dengan menunjukkan jarinya yang terlipat membentuk tanda cinta ala-ala korea jaman sekarang, sontak mereka histeris bahagia.
Acara yang disiarkan langsung di TVRI ini dihadiri oleh Gus Mus, Prie GS, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin, Ketua MUI Jateng dan juga para tokoh lintas agama kota Semarang. Pembukaan acara sangat menarik. Dipertunjukkan berbagai kreasi seni, mulai dari seni tari Aceh, pertunjukan music cina, shalawat, tari tradisional Jawa dan dilanjutkan pembacaan puisi dari Leak yang sangat menghibur para hadirin. Dan yang paling ditunggu oleh para hadirin yang memenuhi halaman kantor gubernur adalah penampilan dari Gus Mus. Selain menyampaikan pesan kebaikan Gus Mus membacakan tiga puisi karyanya. Salah satu pembacaan puisinya diiringi dengan flute dan sexophon yang dimainkan oleh tokoh lintas agama. Dalam puisinya Gus Mus menyampaikan pesan dan harapan kepada Gubernur untuk bisa mengayomi masyarakat dengan digambarkan dengan cuplikan peristiwa dalam kisah Nabi Sulaiman.
Ganjar tak menginginkan para hadirin terlalu uforia dalam acara ini, mengingat banyak duka dari saudara kita yang terkena musibah di Palu dan Lombok. Sehingga tak lupa acara ditutup dengan doa untuk para korban bencana dan permohonan keselamatan untuk Indonesia tercinta.
(*Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UIN Walisongo Semarang)
(*Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UIN Walisongo Semarang)